


Ilustrasi lumpur Lapindo
SIDOARJO - Untuk kesekian kalinya semburan lumpur Lapindo keluar menjadi dua. Kondisi seperti ini sudah terlihat dalam beberapa hari lalu. Bukan hanya itu, gas yang keluar dari pusat semburan juga lebih tebal, sehingga sulit untuk dideteksi.
Meski demikian, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) belum bisa memastikan apakah ada hubungannya dengan meletusnya Gunung Merapi, di Yogyakarta.
Staf pemantau gas Riko Aditya mengatakan, dia melihat semburan lumpur keluar di dua titik sejak Kamis 4 November lalu. Semburan kedua muncul di sebelah utara semburan utama. Demikian pula gas yang keluar juga semakin tebal, hal ini menyulitkan pihaknya untuk memantau kondisi di sekitar pusat semburan.
Meski demikian, lanjut Rico, gas yang keluar sifatnya fluktuatif kadang membesar dan kadang mengecil. “Dalam beberapa hari ini memang gas yang keluar lebih besar disertai asap yang lebih tebal. Kita terus memantau kondisi di sekitar pusat semburan,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (6/11/2010).
Semburan lumpur yang muncul di sebelah utara pusat semburan memang lebih kecil. Jaraknya diperkirakan hanya puluhan meter, sehingga kalau dilihat dari kejauhan tak seberapa kentara. Sedangkan untuk material yang keluar dari pusat semburan masih dilakukan penelitian lebih lanjut, karena selama ini dalam sehari keluar muntahan material antara 10 sampai 15 ribu meterkubik.
Hal itu sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai antara 75 ribu sampai 100 ribu meter kubik dalam sehari.
Staf Humas BPLS, Akhmad Kusairi menegaskan, fenomena semburan bercabang itu sudah seringkali terjadi sebelum meletusnya Gunung Merapi. Bukan hanya bercabang dua, semburan lumpur juga pernah bercabang empat (keluar dari empat titik disekitar pusat semburan). Namun, setelah ini akan kembali normal dan keluar dari satu titik.
“Kita masih melakukan kajian, apakah bercabangnya semburan lumpur itu karena pergerakan tanah dibawah. Kalau dikaitkan dengan meletusnya Gunung Merapi, saya kira tidak ada. Sebab, fenomena bercabangnya semburan itu sudah kerap terjadi. Jadi kita tidak mengaitkan dengan meletusnya Gunung Merapi,” papar Kusairi.
Diakui oleh Kusairi, saat ini dari sekira 195 bubble (semburan gas dan air) yang muncul dibanyak tempat Porong dan sekitarnya banyak yang mati dengan sendirinya. Namun, pihaknya tidak bisa memprediksi apakah nantinya akan menyembur lagi. Apalagi, berdasar pengalaman bubble kadang aktif dan kadang mati dengan sendirinya.
Munculnya semburan baru itu dikarenakan adanya tekanan dari bawah tanah, karena terjadi subsidence (penurunan tanah). Khusus munculnya semburan di dekat pusat semburan itu akan diteliti lebih lanjut. “Kembali saya tegaskan, kalau bercabangnya semburan lumpur itu tidak bisa dikaitkan dengan meletusnya Gunung Merapi,” tandasnya.
Di sisi lain, BPLS terus melakukan kajian ilmiah untuk menghentikan semburan lumpur Lapindo. Kajian dilaksanakan oleh deputi operasional yang melibatkan sejumlah ahli geologi. Sebab, sejauh ini belum ada metode yang masuk akal untuk menghentikan semburan.
BPLS mendapat berbagai tawaran metode menghentikan lumpur Lapindo. Namun, sejauh ini tidak ada metode yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. BPLS lebih berhati-hati dalam menentukan metode menghentikan semburan. Jika asal-asalan rawan gagal dan sia-sia menghabiskan anggaran besar.
Berdasarkan penelitian BPLS, terjadi rekahan di sekitar pusat semburan. Sehingga dikhawatirkan semburan lumpur juga keluar melalui rekahan permukaan tanah. Sehingga, upaya menghentikan semburan tak hanya fokus terhadap satu titik pusat semburan namun juga mengarah ke rekahan di sekitarnya.
Sejauh ini, BPLS hanya bisa memperkuat tanggul dan menyalurkan lumpur ke sungai Porong. Serta menangani dampak sosial yang ditimbulkannya. Selama ini, empat metode dilakukan untuk menghentikan semburan.Di antaranya Lapindo Brantas. Inc menerapkan metode side tracking dan unit snubbing unit serta tim nasional penanganan lumpur sidoarjo dengan metode pengeboran miring (relief well) dan insersi bola beton. Namun, keempat metode tersebut gagal menghentikan semburan lumpur panas
.
Sumber: http://news.okezone.com/read/2010/11/06/340/390510/semburan-bercabang-tak-berhubungan-dengan-merapi


Kalau Komentar FACEBOOK tidak muncul
Tekan F5 di keyboard kamu