http://agen888.com/simpan/agen150x600.gif
ads

Akhirnya Industri Kulit Menjadi Pilihan Utama

http://www.pokeracademy.co.uk/wp-content/uploads/2009/10/250x250.gif http://www.pokeracademy.co.uk/wp-content/uploads/2009/10/250x250.gif

Siapa mengira jikalau di desa Mulyoarjo ada anggota masyarakat yang menggeluti industri kulit yang berhasil mensupply beberapa pabrik tas dan sepatu di Jawa Tengah dan Bali ini. Sutomo pria asli Nganjuk yang beristrikan asli wanita Gresik ini begitu awal memperkenalkan diri pada Lawang Post memulai pembicaraan dengan jujur sebagai seorang pengusaha U.D Arto Mulyo yang bergerak di bidang pengolahan kulit Domba kambing dan sapi di desa Mulyoarjo. Karir pekerjaannya dimulai sejak 1976 sebagai karyawan PT HK Leather Surabaya sampai 1984, pindah di Usaha Loka Leather 1989-1996, setelah mempunyai pengalaman sebagai karyawan maka dengan semangat untuk ingin jadi pengusaha sendiri mulailah membuka usaha mengambil sampah pabrik kulit di proses dengan mesin mesin yang dibeli dari barang bekas dan diservisnya sendiri dan ini dihutangi dari teman dengan cara mengangsur garapan, sehingga bisa menjadikan jaket kulit.

”Awalnya usaha lumayan mas satu bulan bisa produksi 60-90 jaket.” Setelah pasar agak sepi ia beralih membuka jasa pemrosesan kulit mentah domba kambing untuk dihilangkan bulunya dengan jasa Rp.4.000,- untuk kulit sapi per fitnya Rp.2.300,-. Sekarang pria ini lagi mengembangkan pengolahan kulit mentah menjadi bahan jaket tas dan sepatu dengan sasaran pasarnya di jawa tengah dan Bali. Dengan harga per fitnya yang domba Rp.14.500,- kambing Rp.9.000,- produk perbulannya mencapai 10.000 fit.

Hal ini dilakukan dengan memberdayakan masyarakat setempat sebanyak 13 karyawan dan bermodal sendiri begitu kilahnya. Pria berumur 51 tahun yang berputra 4 ini dengan 2 sarjana yang masih di bangku kuliah di fakultas kedokteran. “Saya sendiri lulusan S-2 mas, alias tamatan SD dan SMP .” begitu candanya. Kalau pekerjaan lagi sepi, pria ini juga menerima jasa pengelolaan kulit mentah untuk di jadikan cecek / kikil bahan untuk rambak dan rujak petis dengan ongkos per kg Rp.1500,-.

“Dulu di era orde baru sampai reformasi Bu Megawati, masih sering saya mendapat undangan seminar tentang pengembangan usaha kecil sehingga menambah ilmu dan pengetahuan saya. Dan saya mendapatkan hubungan semakin dan mitra kerja yang luas “ tukasnya. Pria yang pengusaha ini mempunyai harapan kepada pemerintah yang sekarang ini agar supaya memberi perhatian pada pengusaha kecil sebagai pengembang ekonomi kerakyatan agar nantinya dapat berkembang lebih maju dalam menghadapi era global.


Sumber: http://www.lawangpost.com/read/akhirnya-industri-kulit-menjadi-pilihan-utama/318/



ads ads


KOTAK KOMENTAR
Kalau Komentar FACEBOOK tidak muncul
Tekan F5 di keyboard kamu

Artikel Terkait

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2011 menjelma is proudly powered by blogger.com | Design by Tutorial Blogspot Published by Template Blogger