


Foto: Corbis
TUGAS seorang ibu rumah tangga memang tidak sedikit. Selain mengurusi kebutuhan keluarga, mereka juga punya kewajiban untuk menyenangkan pasangannya.
Namun, masalahnya tidak semua perempuan bisa memenuhi kewajiban itu. Mereka ada juga yang enggan bermain cinta dengan suami karena sedang capek atau tidak mood. Tapi apakah alasan mereka itu bisa diterima oleh pasangannya? Jangan sampai hanya karena istrinya tidak mau berhubungan seks sehari saja, suami sudah berpikir untuk mencari kesenangan di luar rumah.
Menurut Henny E Wirawan, MHum, Psi, selaku staf pengajar psikologi dari Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghindari suami "jajan" di luar adalah kembali melihat pada komitmen semula.
"Jangan sampai kesibukan sekarang mengganggu hubungan suami istri. Meski kegiatan seks adalah hal yang penting, tetapi bukanlah yang terpenting," kata Henny ketika dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, Jumat (8/2/2008).
Menurutnya, masalah kehilangan hasrat seksual atau Hypoactive Sexual Desire Disorder yang dialami oleh kalangan perempuan, tanpa disadari akan memicu pasangannya untuk berselingkuh dengan perempuan lain.
"Dengan semakin jarangnya sebuah pasangan berhubungan intim, akan membuat pasangan lelaki kurang merasa intim secara emosi dengan pasangannya. Terlebih lagi buat pasangan lelaki yang tidak merasa gembira dalam kehidupan cintanya," paparnya.
Nah, untuk menanggulangi hal tersebut menurut kepala pusat audit Untar itu, sebaiknya kaum wanita harus memaknai hubungan seksual bukan hanya sekadar kewajiban semata.
"Masalahnya kadang-kadang bagi seorang wanita berhubungan intim itu menjadi sebuah kewajiban. Padahal anggapan itu salah, karena dapat menjadi penghambat dalam pernikahan. Sebaiknya nikmati saja hubungan intim itu karena pasti akan lebih menyenangkan," kata wanita bersahaja ini.
Menurutnya lagi, setelah kita dapat memahami makna dari hubungan intim, faktor lain yang tak kalah pentingnya ialah komunikasi. Henny menjelaskan bahwa kerenggangan dan keretakan dalam rumah tangga harus secepatnya dikomunikasikan dengan cara membuat komitmen baru.
"Agar api cinta berkobar lagi, sebaiknya setiap pasangan membangun komunikasi agar tercipta pembaruan untuk reunifikasi. Misalnya mengambil tindakan ke luar kota hanya berdua saja dan melakukan bulan madu kedua," paparnya.
Meski demikian, lanjutnya, masalah rumah tangga tidak hanya berkutat pada hubungan intim saja. Karena masalah seksualitas itu sebenarnya hanya bumbu pemanis, sementara faktor utama adalah kebersamaan.
"Misalnya bagaimana seorang istri dapat menunjukkan penghargaan terhadap suami. Karena kadang-kadang kaum hawa itu sering membanding-bandingkan pasangan dengan orang lain, yang justru akan meruntuhkan hati suami. Padahal dengan adanya penerimaan dari seorang istri itu maka akan membangkitkan kejantanan suami," pungkasnya.
(tty)Namun, masalahnya tidak semua perempuan bisa memenuhi kewajiban itu. Mereka ada juga yang enggan bermain cinta dengan suami karena sedang capek atau tidak mood. Tapi apakah alasan mereka itu bisa diterima oleh pasangannya? Jangan sampai hanya karena istrinya tidak mau berhubungan seks sehari saja, suami sudah berpikir untuk mencari kesenangan di luar rumah.
Menurut Henny E Wirawan, MHum, Psi, selaku staf pengajar psikologi dari Universitas Tarumanegara (Untar) Jakarta, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghindari suami "jajan" di luar adalah kembali melihat pada komitmen semula.
"Jangan sampai kesibukan sekarang mengganggu hubungan suami istri. Meski kegiatan seks adalah hal yang penting, tetapi bukanlah yang terpenting," kata Henny ketika dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, Jumat (8/2/2008).
Menurutnya, masalah kehilangan hasrat seksual atau Hypoactive Sexual Desire Disorder yang dialami oleh kalangan perempuan, tanpa disadari akan memicu pasangannya untuk berselingkuh dengan perempuan lain.
"Dengan semakin jarangnya sebuah pasangan berhubungan intim, akan membuat pasangan lelaki kurang merasa intim secara emosi dengan pasangannya. Terlebih lagi buat pasangan lelaki yang tidak merasa gembira dalam kehidupan cintanya," paparnya.
Nah, untuk menanggulangi hal tersebut menurut kepala pusat audit Untar itu, sebaiknya kaum wanita harus memaknai hubungan seksual bukan hanya sekadar kewajiban semata.
"Masalahnya kadang-kadang bagi seorang wanita berhubungan intim itu menjadi sebuah kewajiban. Padahal anggapan itu salah, karena dapat menjadi penghambat dalam pernikahan. Sebaiknya nikmati saja hubungan intim itu karena pasti akan lebih menyenangkan," kata wanita bersahaja ini.
Menurutnya lagi, setelah kita dapat memahami makna dari hubungan intim, faktor lain yang tak kalah pentingnya ialah komunikasi. Henny menjelaskan bahwa kerenggangan dan keretakan dalam rumah tangga harus secepatnya dikomunikasikan dengan cara membuat komitmen baru.
"Agar api cinta berkobar lagi, sebaiknya setiap pasangan membangun komunikasi agar tercipta pembaruan untuk reunifikasi. Misalnya mengambil tindakan ke luar kota hanya berdua saja dan melakukan bulan madu kedua," paparnya.
Meski demikian, lanjutnya, masalah rumah tangga tidak hanya berkutat pada hubungan intim saja. Karena masalah seksualitas itu sebenarnya hanya bumbu pemanis, sementara faktor utama adalah kebersamaan.
"Misalnya bagaimana seorang istri dapat menunjukkan penghargaan terhadap suami. Karena kadang-kadang kaum hawa itu sering membanding-bandingkan pasangan dengan orang lain, yang justru akan meruntuhkan hati suami. Padahal dengan adanya penerimaan dari seorang istri itu maka akan membangkitkan kejantanan suami," pungkasnya.
http://lifestyle.okezone.com/read/2008/02/08/24/81963/enggan-berhubungan-seks-picu-keretakan-keluarga


Kalau Komentar FACEBOOK tidak muncul
Tekan F5 di keyboard kamu