"Ini sesuatu yang baru. Tidak ada gempa vulkanik. Magma bisa bebas bergerak, sehingga terjadi letusan eksplosif," jelas Sukhyar, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral saat dihubungi Metro TV melalui sambungan telepon, Senin siang.
Sukhyar menjelaskan bahwa letusan hari ini membentuk awan panas vertikal. Namun karena tiupan angin, awan panas kemudian mengarah ke wilayah timur, sebagian juga ke selatan. Semburan awan panas, yang menurut pemantauan tim Metro TV mencapai setinggi 1,5 - 2 km, menimbulkan abu vulkanik yang sebarannya mencapai kawasan Boyolali, Jawa Tengah.
Ditanya soal perubahan warna awan panas, Sukhyar menjelaskan bahwa itu memang proses sebuah letusan. Di awal letusan, awan panas berwarna coklat atau abu pekat. Namun kemudian awan panas berubah warna menjadi putih. Itu bisa disimpulkan sebagai akhir dari sebuah kegiatan letusan, saat itu. Tapi itu bukan berarti aktivitas Gunung Merapi berhenti. Sukhyar menegaskan bahwa Merapi masih mungkin meletus lagi.
"Kemungkinan letusan masih ada. Belum dinyatakan berhenti. Sekarang ini sudah mulai tenang. Tidak ada letusan lagi," tambah Sukhyar.
Sukhyar menegaskan bahwa Tim Geologi Kementerian ESDM serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terus memantau pergerakan Merapi. Sukhyar mengatakan, hingga hari ini Merapi sudah meletus sebanyak 4 kali, dengan intensitas berbeda. Hari ini intensitasnya lebih panjang, hingga mencapai 6 letusan. Letusan pertama terjadi pada tanggal 26 Oktober, 30, 31 Oktober, dan hari ini 1 November.(DSY)
Kalau Komentar FACEBOOK tidak muncul
Tekan F5 di keyboard kamu